PEKANBARU - Sebanyak 14 pasang peserta pemilihan Didi Meimei Riau menjalani masa karantina di Sekretariat Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Riau, Jalan Setia Budi Kecamatan Limapuluh, Pekanbaru, Karantina berlangsung selama dua hari, Sabtu dan Minggu (11-12/1/2025).

Selama dua hari, peserta Didi Meimei mendapatkan pengetahuan tentang sejarah kebudayaan Tionghoa, Melayu dan pariwisata Riau.

Untuk nara sumber tentang budaya Tionghoa dan budi pekerti yang menjadi warisan budaya Tionghoa disampaikan Wakil Ketua PSMTI Riau Bidang Humas, Ket Tjing.

Sekretaris Umum Dewan Pimpinan Harian (DPH) LAM Riau, Datuk Jonaidi Dasa  memberikan apresiasi kepada panitia dan PSMTI Riau yang berkeinginan adanya nuansa Melayu dalam ajang pemilihan Didi Meimei. Kemudian ikut melestarikan dan mensosialisasikan kebudayaan Melayu kepada generasi muda di Provinsi Riau.

Dikatakannya, adanya nuasa Melayu dalam pemilihan Didi Meimei bermula dari keinginan panitia, sehingga dirinya menyampaikan sejarah dan alam Melayu.

"Hal ini lah yang menjadi nilai - nilai penting yang perlu disampaikan kepada peserta. Karena ada kesamaan. Tujuan utamanya adalah mendidik anak-anak untuk menjadi manusia yang berguna. Pendidikan apapun, ketika bermuara pada adab dan ahklah yang dibina  akan berguna sampai usia senja," terangnya.

Datuk Jonaidi Dasa berharap ajang dapat terus dilaksanakan setiap tahunnya agar generasi penerus bangsa dapat mengetahui budaya Melayu yang ada di Provinsi Riau ini, termasuk kepada generasi muda Tionghoa.

Sementara itu, Fungsional Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ahli Muda Dinas Pariwisata Provinsi Riau, Alfiandi memberikan pemaparan tentang potensi pariwisata di Provinsi Riau. Terutama pariwisata khusus dari Etnis Tionghoa, salah satunya bakar tongkang di Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) dan perang air di Kabupaten Kepulauan Meranti.

Pihaknya merasa senang dengan adanya ajang Didi Meimei. Harapannya peserta bisa memberikan kontribusi positif bagi perkembangan Provinsi Riau.

"Dinas Pariwisata terus memberikan dukungan, ini merupakan potensi dalam pengembangan pariwisata di Riau," tegasnya.

Ketua Panitia Didi Meimei Riau, Cecilia Huang mengatakan, pemilihan Didi Meimei pertama kali dilaksanakan. Pesertanya  anak-anak usia sekolah yang berdomisili di wilayah Riau. Pemilihan menjadi wadah pembinaan dan pelatihan untuk anak-anak sejak dini agar siap bersaing di tingkat nasional dan regional.

Selain itu, bertujuan melestarikan budaya Tionghoa di Bumi Lancang Kuning. "Pemilihan Didi Meimei tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi mempererat hubungan antar generasi muda PSMTI di Riau. Kegiatan menginspirasi anak-anak Riau untuk menjaga eksistensi budaya Tionghoa sambil menggali potensi pariwisata lokal.

Selama karantina, lanjutnya, para peserta Didik Meimei diberikan bekal tentang sejarah kebudayaan Tionghoa dan Melayu Riau , sehingga mereka bukan hanya paham tetapi bisa ikut menyebarkan informasi tentang kebudayaan Tionghoa serta Melayu kepada generasi muda lainnya.*