METRORIAU.COM
|
![]() |
|
||
POPULAR YOUTUBE PILIHAN EDITOR |
Menjelang pertukaran Tahun Lunar Kalender Tiongkok, Perayaan Imlek masyarakat Tionghoa (huaren) dunia, yang jatuh pada Rabu, 29 Januari 2025, disambut gembira dan penuh berkah bagi yang merayakannya. Ini bisa dijadikan momen untuk meningkatkan kualitas hidup dan peradaban manusia.
Nilai-nilai kebudayaan Tionghoa kaya makna, dalam sejarah sudah berlangsung 5000 tahun lalu seperti perayaan tahun baru Imlek, biasa dilakukan berbagai kegiatan baik berbentuk material, sosial, dan spiritual. Makna nilai yang melekat pada budaya pertukaran tahun Imlek antara lain Nilai Ketaatan, sebagai keluarga diajarkan seorang anak yang berbakti selalu taat pada aturan keluarga dan menjaga keturunannya. Nilai kejujuran, setiap keluarga diajarkan menjaga kepercayaan agar dapat melaksanakan bisnis atau usahanya berhasil.
Nilai kepatuhan, sebagai keluarga selalu mengikuti arahan orang tuanya, menjaga tradisi orang tua dengan baik. Nilai kebaikan, keluarga selalu memberikan kebaikan bagi sanak keluarga dan orang lain, lebih peduli atau berbagi berkah kepada orang lain. Nilai loyalitas(kesetiaan), ini yang dikembangkan keluarga masyarakat Tionghoa dunia dalam perayaan tradisi tahun baru Imlek sampai 5000 tahun sampai sekarang tetap eksis.
Hakikat kehidupan manusia hidup menjadi bernilai indah, dalam budaya Tionghoa setiap manusia selalu diajarkan hidup melalui proses mengasah, menggosok, dan menempa hatinya mempelajari berbagai pengetahuan dan budaya secara benar agar sinar hatinya dapat memancar keluar. Hidup menjadi berkah dan mulia kalau dimaknai dengan mengisi hidup ini dengan sebaik-baiknya, pembudayaan nilai-nilai tersebut sangat penting untuk diamalkan seperti apa yang telah diajarkan oleh leluhur Tionghoa sejak ribuan tahun lalu tersebut.
Setiap festival masyarakat Tionghoa sangat bervariasi dan penuh warna, seperti festival menurut empat musim adanya musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim dingin. Perayaan Imlek termasuk perayaan bersejarah yang jatuhnya pada Musim Semi sekitar bulan Januari-Februari di Tiongkok Kalender Lunar disebut juga Nongli Xinnian (tahun kalender pertanian), dimaknai setelah perayaan Imlek, dimulainya masa bercocok tanam para petani di sana dengan sukacita. Perayaan ini kemudian dikaitkan dengan kepercayaan yang dianut oleh umat terutama penganut Konghucu, Tao, dan Buddha atau Tri Dharma(Tiga ajaran) di Tiongkok sampai sekarang tetap dirayakan oleh keluarga Tionghoa, bahkan dirayakan oleh umat beragama lainnya dari suku Tionghoa dunia.
Dahulu di Tiongkok Menteri Pertanian bernama How Chi, kerajaan Yao mengajar rakyatnya menanam lima jenis benih untuk menghasilkan makanan, masyarakat diberi pemahaman setiap orang mempunyai makanan untuk memenuhi semua mulut, Negara pertanian di Tiongkok sangat memperhatikan hasil pangan yang cukup untuk memenuhi kehidupan setiap orang, maka munculkan istilah “福” (Fú/Berkah), setiap orang mempunyai berkah satu mulut untuk makan masing-masing. Sedangkan Shieh, Menteri Pendidikan, mengajarkan lima jenis hubungan harmonis antar manusia, yaitu hubungan ayah dengan anak, suami dengan istri, pemimpin dengan rakyat, yang tua dengan muda, dan saling percaya antar kawan, maka akan hidup harmonis antar masyarakat yang disebut “和”(Hé/Harmonis), istilah “Keluarga yang harmonis akan membawa kesejahteraan dalam segala hal.”家和万事兴 (jiā hé wàn shì xīng). Maka pada tradisi menyambut tahun baru Imlek, biasanya keluarga Tionghoa akan berkumpul(reuni keluarga) dengan mengadakan makan malam bersama dikenal Tuányuán fàn.
Masa sekarang orang memaknai ”Berkah” sebagai sesuatu yang terlihat seperti melihat pemandangan indah, berpakaian indah atau cantik, makanan yang berlimpah, dan keuntungan materi berlimpah disebut sebagai Berkah. Sebagian orang memaknai ”Berkah” sebagai sesuatu yang terdengar, misalnya bangun pagi terdengar suara berkembang, menjadi makmur, penuh berkah, gembira, keberuntungan, berkembang kesejahteraan, ataupun mendengar suara yang menyenangkan, disebut Berkah. Lalu ada lainnya memaknai ”Berkah” adalah sesuatu yang terasa, misalnya di pagi hari mereka mencium harumnya bunga, mengunyah makanan yang enak, menyentuh tanah atau tumbuhan hijau, bunga, buah dan memakai kain yang indah, mencium bau-bau atau menyentuh benda demikian dikatakan Berkah. Masing-masing orang mempunyai makna yang berbeda tentang “Berkah” sebenarnya.
Dalam Kitab Buddha “Berkah” dimaknai antara lain dengan amal(dana paramita) dan berperilaku dengan benar(sila); Menyokong sanak keluarga ; Bertindak tanpa cela; Menjauhi semua kejahatan dalam pikiran, perbuatan, dan perkataan ; Berpuas hati dan bersyukur ; Mendengarkan Dharma; Sabar dan patuh ; Mewujudkan Nirvana(Mangala Sutta).
Dalam festival Imlek ini disamping nilai aspek spiritual, psikologis juga bernilai sosial seperti masyarakat Tionghoa yang mampu dengan peduli kasihnya dapat membagikan berkah kebahagiaan kepada orang lain berupa sembako, angpao dan keperluan rumah tangga lain agar dapat bersama menikmati Berkah Imlek dengan kebahagiaan bersama. Sesungguhnya ada Berkah Utama yang dapat kita bersama wujudkan, yaitu dengan hidup yang berperilaku luhur, mewujudkan dunia satu keluarga, dunia yang damai, dan sukacita bagi setiap orang. Dengan berkah mulia ini tiada lagi peperangan, pertikaian, perebutan kekuasaan, menindas atau saling membunuh antar sesama demi ego duniawi manusia semata, ini menjadi jaminan hidup berkesinambungan umat manusia. Apabila berkah utama ini tidak dapat dicapai bersama, maka dunia akan berubah menjadi musibah kehancuran bersama.
Semoga tercapainya keindahan “Berkah” kepada setiap orang, masyarakat, negara, bangsa, dan dunia yang bahagia bersama. Semua makhluk berbahagia. Selamat Menyambut Tahun Baru Imlek 2025.恭喜发财万事如意Gōngxǐ fācái wànshì rúyì.*
Penulis: Sonika, S.E., S.Ag., M.Pd. Tokoh Masyarakat Tionghoa Riau.