METRORIAU.COM
|
![]() |
|
||
POPULAR YOUTUBE PILIHAN EDITOR |
PEKANBARU - Empat Warga Negara Indonesia (WNI) korban penembakan Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) masih menjalani perawatan di Malaysia. Dua di antaranya kritis.
Keempat WNI tersebut terdiri dari MH, seorang warga Aceh, MZ dan HA yang berasal dari Riau, serta satu orang yang identitasnya masih belum terverifikasi.
Mereka menjadi korban penembakan APMM pada Jumat (24/1/ 2025). Insiden itu menewaskan Basri yang telah dimakamkan di kampung halamannya, Desa Terkul, Kecamatan Rupat, Kabupaten Bengkalis, Riau.
Kepala Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Riau, Fanny Wahyu, menyebutkan kondisi MH dan satu korban lainnya masih dalam keadaan kritis, sedangkan MZ dan HA yang berasal dari Riau mulai membaik dan sudah dapat berkomunikasi.
"Dua korban, MZ dan HA, sudah dapat memberikan keterangan terkait kejadian tersebut. Menurut MZ, mereka tidak melakukan serangan terhadap aparat APMM seperti yang sebelumnya diklaim oleh pihak Malaysia," ujar Fanny, Sabtu (1/2/2025).
Pemerintah Indonesia melalui Komisi Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) mendesak pemerintah Malaysia untuk lebih transparan dalam mengungkap kronologi kejadian tersebut.
BP3MI, bersama Kementerian Luar Negeri dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), terus memantau perkembangan kasus ini dan memastikan para korban mendapat perawatan yang optimal hingga mereka pulih dan dapat dipulangkan ke Indonesia.
Untuk mencegah kejadian serupa, BP3MI Riau mengimbau masyarakat yang berencana bekerja di luar negeri untuk mematuhi prosedur resmi yang telah ditetapkan.
"Jika ingin bekerja di luar negeri, pastikan mengikuti aturan dan prosedur yang berlaku serta menghindari sindikat atau oknum yang menawarkan pekerjaan secara ilegal. Dengan mengikuti prosedur yang benar, perlindungan bagi pekerja migran Indonesia dapat lebih terjamin," tutur Fanny.
Fanny menegaskan, Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk terus mengawal proses hukum dan memastikan keadilan bagi para korban serta keluarganya.*