METRORIAU.COM
|
![]() |
|
||
POPULAR YOUTUBE PILIHAN EDITOR |
BAGANSIAPIAPI - Jembatan besi Parit Atmo yang terletak di Kepenghuluan Bagan Punak Pesisir, Kecamatan Bangko, diperkirakan bakal ambruk akibat tiang penyangganya hilang satu.
Jembatan besi Parit Atmo yang dibangun melalui dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P) Rohil tahun 2024 tersebut mengalami kerusakan dan terancam akan roboh.
"Saya menerima laporan dari masyarakat yang bertani di lokasi tersebut bahwasanya jembatan besi Parit Atmo ini tiang penyangganya sudah roboh," ujar Ketua Gapoktan Mufakat Bersama, Iskandar, didampingi Sekretaris Poktan, Halim, baru-baru ini.
Menurutnya, kuat dugaan bangunan yang dikerjakan oleh pihak rekanan kontraktor ini asal-asalan. "Tentunya saya selaku masyarakat meminta kepada pihak kontraktor untuk melakukan perbaikan kembali pembangunan jembatan besi Parit Atmo ini," kata Iskandar.
"Kami sebagai petani tidak terima pekerjaan jembatan besi Parit Atmo seperti ini dan sangat tidak layak pakai, riskan dan beresiko tinggi akan roboh," tambah Iskandar.
Ia sebagai Ketua Gapoktan merasa kecewa dengan hasil pekerjaan yang dinilai terburu-buru, bisa dilihat dari jembatan besi Parit Atmo yang menelan anggaran Rp183 juta ini seharusnya dibangun dengan kokoh.
"Ini tidak tiang penyangga seharusnya ada enam, sekarang ini tinggal lima. Satu tiang penyangga itu roboh kuat dugaan tiangnya tidak dilas ke kerangka besi lantai jembatan sehingga roboh dengan sendirinya," lanjutnya lagi.
"Ditambah lagi ada satu tiang dari lima tiang yang tersisa terlihat mereng dan longgar serta hampir roboh. Selain itu, banyak skor tiang penyangga yang lepas dan bekas las tiang sebelah kiri sudah longgar," jelasnya.
"Kami minta kepada Dinas PUTR dan Inspektorat agar mengecek ulang pekerjaan proyek jembatan besi Parit Atmo ini, agar tiang penyangga yang roboh dapat di perbaiki kembali dan bisa dimanfaatkan untuk jangka waktu lama," ucap Iskandar.
Iskandar menambahkan, apabila tanggapan masyarakat ini tidak digubris oleh pihak rekanan kontraktor dan dinas terkait, tentu masyarakat akan melaporkan hal ini kepada pihak berwajib.*