METRORIAU.COM
|
![]() |
|
||
POPULAR YOUTUBE PILIHAN EDITOR |
PIMPINAN Wilayah (PW) Muslimat NU Riau mengirim 37 pengurus dan anggota pada Kongres XVIII Muslimat NU, di Surabaya, 10–16 Februari 2025. Saya mewakili Yayasan Haji Muslimat NU Riau. Selain itu ada pula perangkat lain yaitu Hidmat MNU, Yayasan Kesejahteraan Muslimat NU dan Yayasan Pendidikan Muslimat NU. Rombongan kami langsung dipimpin oleh Ketua PW Muslimat NU Riau, Dinawati, S.Ag, M.Si.
Semua rombongan Riau ke Surabaya naik pesawat. Sedangkan delegasi berbagai provinsi dari seluruh Indonesia berdatangan dengan cara masing-masing. Saya dapat informasi, rombongan dari Indonesia Timur umumnya menggunakan kapal laut.
Kabarnya, Muslimat NU Papua, Sulawesi dan sekitarnya sampai mengirim delegasi mencapai 350 orang. Para peserta kongres diinapkan di Asrama Haji Sukolilo, tempat dengan kawasan yang luas dan sering digunakan untuk perhelatan besar.
Pembukaan oleh Presiden Prabowo
Pembukaan Kongres XVIII Muslimat NU dipusatkan di Jatim Expo, Surabaya. Acaranya secara resmi dibuka oleh Presiden Prabowo Subianto dan berlangsung pembukaan berlangsung meriah. Waktu itu, Presiden Prabowo dan pejabat penting menabuh rebana sebagai simbol dimulainya kongres. Turut hadir Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dan sejumlah pejabat tinggi negara lainnya
Presiden Prabowo dalam sambutannya menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap peran Muslimat NU dalam menjaga stabilitas sosial dan berkontribusi terhadap ketahanan nasional, terutama dalam menghadapi berbagai tantangan bangsa.
Presiden menegaskan bahwa pemerintah akan terus mendukung program-program Muslimat NU, khususnya yang berkaitan dengan pemberdayaan perempuan, pendidikan Islam, dan kesejahteraan sosial.
Prabowo sangat mengapresiasi tiga program yang diluncurkan Khofifah yaitu Mustika Darling yaitu Muslimat NU Cantik dan Sadar Lingkungan, Mustika Mesem (Muslimat NU Cantik Mengentaskan Kemiskinan) dan Mustika Bugar yaitu Muslimat NU Cantik, Sehat dan Bugar.
Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, turut memberikan arahan kepada peserta kongres. Yahya menegaskan bahwa Muslimat NU memiliki peran strategis dalam mendukung program-program NU serta memperkuat sinergi dengan pemerintah untuk mewujudkan masyarakat yang lebih sejahtera dan harmonis.
Pemilihan Ketum Organisasi
Salah satu agenda utama kongres ini adalah pemilihan Ketua Umum Muslimat NU untuk periode 2025–2030. Pemilihan berlangsung cukup dinamis.
Khofifah Indar Parawansa disepakati menjadi Ketua Dewan Pembina Muslimat NU untuk periode lima tahun ke depan. Pemilihan dilakukan melalui mekanisme musyawarah.
Setelah pemilihannya, Khofifah mengusulkan tiga nama untuk posisi Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muslimat NU, yaitu Arifah Choiri Fauzi, Siti Aniroh Slamet Effendy, dan Ulfah Mashfufah. Para peserta kongres akhirnya memilih Arifah Choiri Fauzi, yang saat ini menjabat sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, sebagai Ketua PP Muslimat NU.
Penyusunan kepengurusan lebih lanjut dilakukan oleh Tim Formatur yang terdiri dari utusan PBNU dan perwakilan tujuh wilayah besar Muslimat NU. PBNU sendiri mengutus dua orang untuk mendampingi jalannya kongres dan memastikan prosesnya berjalan sesuai tata tertib yang telah disepakati.
Program Kerja 5 Tahun Ke Depan
Program kerja Muslimat NU untuk 5 tahun ke depan meliputi, peningkatan kesejahteraan perempuan dan anak melalui berbagai program sosial.
Dukungan terhadap pendidikan Islam, khususnya melalui penguatan lembaga pendidikan di bawah naungan Muslimat NU.
Penguatan ekonomi keluarga dan pemberdayaan perempuan melalui pelatihan kewirausahaan serta akses permodalan yang lebih luas.
Keputusan-keputusan Kongres
Kongres XVIII Muslimat NU menghasilkan beberapa keputusan penting yang akan menjadi arah kebijakan organisasi dalam lima tahun ke depan.
Program Kerja organisasi meliputi peningkatan kesejahteraan perempuan dan anak melalui berbagai program sosial. Dukungan terhadap pendidikan Islam, khususnya melalui penguatan lembaga pendidikan di bawah naungan Muslimat NU.
Penguatan ekonomi keluarga dan pemberdayaan perempuan melalui pelatihan kewirausahaan serta akses permodalan yang lebih luas.
Selain itu, kongres ini juga membahas berbagai isu strategis, termasuk program pemberian makanan bergizi gratis bagi siswa dan santri, serta peran Muslimat NU dalam pengentasan kemiskinan.
Kegiatan Kongres Cukup Padat
Kegiatan Kongres yang berlangsung sepekan diisi dengan berbagai agenda acara yang padat.
Beberapa kegiatan utama meliputi: Khatmil Qur’an dan Santunan 1000 Anak Yatim, Peluncuran Program Mustika Muslimat NU yang berfokus pada peningkatan kesejahteraan perempuan dan keluarga melalui pendidikan, ekonomi, dan kesehatan.
Diskusi Isu-isu sosial membahas berbagai isu strategis seperti perkawinan anak, peningkatan peran perempuan dalam pembangunan, serta kebijakan-kebijakan baru yang dapat meningkatkan kesejahteraan perempuan dan anak-anak di Indonesia.
Peringatan Nisfu Syaban dengan Pemberian Ijazah Amalan.
Dalam momen ini, Muslimat NU memberikan ijazah amalan khusus kepada para peserta, yang diyakini dapat membawa keberkahan dan perlindungan bagi keluarga mereka.
Di hari terakhir Kongres, rombongan Muslimat NU sempat diundang di kediaman Khofifah untuk makan malam bersama. Kami mendapat bingkisan dari orang nomor satu Jatim itu. Turut hadir, Wagub Jatim, Emil Dardak. Kesempatan ini kami manfaatkan juga untuk foto bersama.
Setelah berlangsung selama enam hari, dan dihadiri lebih 7000 muslimat NU dari berbagai daerah dan mancanegara, Kongres XVIII mengamanatkan agar Muslimat NU terus berkembang menjadi organisasi yang semakin kuat dan bermanfaat bagi masyarakat luas. Ia juga menekankan pentingnya sinergi antara Muslimat NU, pemerintah, dan berbagai pihak dalam mewujudkan kesejahteraan umat.
Para peserta kongres
termasuk dari Riau pun kembali ke daerah masing-masing dengan membawa berbagai ilmu, pengalaman, harapan dan kenangan.
"Alhamdulillah, rombongan Muslimat NU Riau sudah kembali dalam keadaan selamat. Terimakasih kepada semua peserta yang telah berpartisipasi aktif selama mengikuti semua kegiatan Kongres. Banyak pengalaman dan kenangan yang dapat ditimba untuk pengembangan organisasi Muslimat NU Riau," ucap Ketum Dinawati yang pernah menjadi anggota DPD RI utusan Riau ini. ***
Hj. Tutin Apriyani, SE adalah mantan pramugari dan kini aktif dalam kepengurusan organisasi Muslimat NU Riau.