METRORIAU.COM
|
![]() |
|
||
POPULAR YOUTUBE PILIHAN EDITOR |
JAKARTA – Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mengalami defisit sebesar Rp104,2 triliun, atau setara 0,43 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) per Maret 2025. Angka sekitar 16,9 persen dari target defisit APBN 2025 senilai Rp 616,2 triliun atau setara 2,53 persen dari PDB yang telah disetujui bersama DPR RI.
"Kami ingin menyampaikan bahwa kita akan tetap menjaga APBN, terutama utang. Defisit kita secara tetap prudent, transparan dan hati-hati," ujar Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani dalam acara Sarasehan Ekonomi, di Menara Mandiri, Jakarta, Rabu, (9/4).
Adapun defisit berasal dari pendapatan negara yang baru sebesar Rp516,1 triliun, dari target tahun ini sebesar Rp 3.005,1 triliun. Kemudian belanja negara yang realisasinya sebesar Rp 620,3 triliun dari target Rp 3.621,3 triliun dalam APBN 2025.
Bila dirinci, pendapatan negara terdiri dari penerimaan pajak yang realisasinya hingga 31 Maret 2025 sebesar Rp 400,1 triliun atau 16,1 persen dari target 2025, dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) senilai Rp 115,9 triliun atau 22,6 persen dari target.
Sedangkan belanja negara tersebut, berasal dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp 413,2 triliun atau 15,3 persen dari target. Kemudian Transfer Ke Daerah Rp 207,1 triliun atau 22,5 persen dari target.
Namun demikian, keseimbangan primer tercatat mengalami surplus Rp 17,5 triliun atau minus 27,7 persen dari target defisit keseimbangan primer Rp 63,3 triliun.*