JAKARTA - Pengamat mata uang sekaligus Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuabi menganggap pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi peningkatan ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dengan China.

Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan Selasa (22/4) di Jakarta melemah sebesar 53 poin atau 0,32 persen menjadi Rp16.860 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.807 per dolar AS.

Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia juga melemah ke level Rp16.862 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.808 per dolar AS.

Baca :

• » Pastikan Ketersediaan Uang Layak Edar, Bank Indonesia Gelar Ekspedisi Rupiah Berdaulat
• » Kesal Jalan Utama Ditutup, Warga Minta Pemko Dumai dan Polres Dumai Ambil Tindakan Tegas
• » Rupiah Menguat Jadi Rp16.787 per Dolar AS

“Tiongkok mengeluarkan peringatan keras kepada negara-negara yang mempertimbangkan perjanjian perdagangan dengan AS yang dapat merugikan kepentingan Tiongkok,” ucapnya dalam keterangan tertulis di Jakarta.

Kementerian Perdagangan China disebut menyatakan bahwa AS menggunakan tarif dan sanksi moneter untuk memaksa negara-negara membatasi perdagangan mereka dengan Negeri Tirai Bambu. China menilai tekanan dari AS tersebut merugikan kepentingannya, sehingga akan mendorong tindakan balasan.