METRORIAU.COM
|
![]() |
|
||
POPULAR YOUTUBE PILIHAN EDITOR |
SIAK — Dalam upaya memperkuat sinergi lintas sektor guna mencegah potensi konflik yang bermuatan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA), Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kabupaten Siak menggelar kegiatan coffee morning bersama Kepolisian Daerah (Polda) Riau dan Pemerintah Kabupaten Siak.
Acara berlangsung di Pendopo Rumah Makan Gunung Tigo, Jalan Lintas Pekanbaru–Minas, Senin (30/6/2025) mulai pukul 10.00 WIB hingga selesai. Suasana kegiatan berlangsung hangat dan penuh kekeluargaan.
Kegiatan ini dihadiri oleh unsur pemerintah daerah, aparat keamanan, tokoh adat, tokoh agama, serta perwakilan berbagai suku di Kecamatan Minas dan sekitarnya.
Hadir mewakili Bupati Siak, Penjabat Sekretaris Daerah (Pj. Sekda) Siak Dr. Fauzi Asni, bersama perwakilan dari Direktorat Intelijen dan Keamanan (Intelkam) Polda Riau, Camat Minas, pengurus FPK, serta tokoh masyarakat.
Ketua FPK Kabupaten Siak, H. Sukijo, dalam sambutannya menyampaikan bahwa forum ini menjadi ruang komunikasi penting dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa di tengah keberagaman.
“Kita sering melupakan empat konsensus kebangsaan: Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Forum seperti ini penting untuk membangun kesadaran kolektif bahwa perbedaan bukanlah sumber konflik, melainkan kekuatan untuk bersatu,” ujarnya.
Pj. Sekda Siak, Dr. Fauzi Asni, menegaskan bahwa keberagaman etnis di Kabupaten Siak adalah kekayaan yang harus dijaga dan dikelola dengan bijak.
“Siak adalah miniatur Indonesia, dihuni oleh 34 suku yang membawa budaya masing-masing. Perbedaan bukan penghalang, tetapi rahmat yang harus kita syukuri dan kelola bersama,” tegasnya.
Perwakilan Direktorat Intelkam Polda Riau, Ipda Alfi Syahri, menyampaikan dukungan penuh terhadap inisiatif FPK. Ia menegaskan bahwa kepolisian tidak bisa bekerja sendiri dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).
“Kami membutuhkan peran aktif tokoh adat, agama, dan masyarakat sebagai jembatan perdamaian. Jangan mudah terprovokasi, mari selesaikan setiap persoalan dengan kepala dingin,” katanya.
Dalam sesi diskusi, berbagai perwakilan organisasi masyarakat dan suku menyampaikan aspirasi dan masukan. Isu yang mencuat antara lain pentingnya pemerataan hukum, penyelesaian konflik sosial berbasis ekonomi, serta usulan agar forum seperti ini digelar hingga ke tingkat kecamatan.
Ketua Ikatan Keluarga Batak Riau (IKBR) Minas, Dolly Tampubolon, mengusulkan pengembangan wilayah sebagai langkah mitigasi konflik jangka panjang.
Rozi Siswanto dari Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Minas menekankan peran FPK dalam mencegah konflik individu agar tidak berkembang menjadi konflik antarsuku.
Perwakilan Suku Sakai mengangkat persoalan gesekan sosial akibat kepentingan pribadi yang membawa nama suku, serta mendesak Pemkab Siak untuk tegas dalam pengawasan ketenagakerjaan perusahaan di wilayah mereka.
Menutup acara, Pj. Sekda Siak menegaskan bahwa pencegahan konflik tidak cukup hanya dalam bentuk wacana, tetapi harus diwujudkan melalui aksi nyata. “Kegiatan seperti ini akan kami dorong juga di kecamatan lainnya,” ujarnya.
Coffee morning ini berhasil menyatukan persepsi berbagai pihak bahwa keberagaman di Kabupaten Siak adalah kekayaan yang harus dirawat.
Seluruh elemen yang hadir menyepakati pentingnya menjaga persatuan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika, demi terciptanya kehidupan masyarakat yang aman, damai, dan harmonis.*