PEKANBARU - Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru menyatakan hingga saat ini belum ditemukan peredaran beras sintetis atau berbahan plastik di pasaran. Kota Pekanbaru masih aman dari peredaran beras plastik tersebut.

Kendati begitu, pemerintah kota melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru melakukan pemantuan di lapangan. Disperindag juga terus berkoordinasi dengan Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Kota Pekanbaru dalam pengawasan beras plastik.

Sekretaris Daerah Kota Pekanbaru, Indra Pomi Nasution mengatakan, warga diimbau lebih teliti ketika membeli beras yang akan dikonsumsi. Jika ada yang menemukan dugaan beras plastik diimbau  agar bisa melaporkan ke pihak terkait. 

Baca :

• » Anak Gajah 'Tari’ Penghuni Tesso Nilo Ditemukan Mati
• » Kadisnaker Riau Sebut Belum Ada Program Lanjutan Transmigrasi di Pulau Burung dan Rupat
• » Securiti DPRD Riau Ditemukan meninggal Dunia di Kamar Pos Jaga

Indra Pomi menyebut, masyarakat bisa melapor langsung ke Disperindag Kota Pekanbaru atau gunakan Call center 112. "Tapi sampai sekarang belum ada laporan temuan beras plastik ke kita," ujar Indra Pomi, Selasa (24/10).

Indra Pomi menyatakan, pengawasan tidak hanya ditumpukan pada pemerintah serta dinas terkait lainnya. Peran masyarakat juga sangat diperlukan agar beras plastik tidak beredar di Kota Bertuah karena beras itu dapat membayakan kesehatan jika dikonsumsi. "Kami kira, ini (beras plastik, red) mesti kita awasi bersama selain diawasi oleh dinas terkait," kata Indra Pomi.

Indra Pomi menambahkan di Disperindag Kota Pekanbaru juga ada perlindungan konsumen. Masyarakat bisa memanfaatkan layanan lembaga perlindungan konsumen itu untuk mengawasi beras yang beredar di lapangan.

"Bukan hanya beras sebenarnya, tapi semua komoditi yang digunakan oleh masyarakat mesti dilakukan pengawasan. Setahu kami untuk Riau khususnya Pekanbaru ini berasnya tidak langka, cukup, stok cukup, termasuk beras cadangan pemerintah juga cukup kok," pungkasnya.

Sebagaimana diketahui, warga Bukittinggi, Provinsi Sumatera Barat, menemukan beras diduga berbahan plastik beredar di pasaran. Warga mengatakan beras tersebut terlalu putih, cepat mengeras dan basi, serta berderai, bahkan akibat menkonsumsi beras yang diduga sintesis itu, warga tersebut mengalami sejumlah gejala.*