METRORIAU.COM
|
![]() |
|
||
POPULAR YOUTUBE PILIHAN EDITOR |
PEKANBARU - Dalam rangka menyambut Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) 2025, Belantara Foundation menggandeng mahasiswa dan pelajar dari Jepang untuk melakukan penanaman pohon di kawasan Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim (Tahura SSH), Provinsi Riau, Kamis, 31 Juli 2025.
Aksi simbolis ini melibatkan pelajar dan mahasiswa dari University of Tsukuba, University of Tsukuba Senior High School at Sakado, serta Ehime University Senior High School. Penanaman dilakukan atas kerja sama antara Belantara Foundation, Kesatuan Pengelola Hutan Produksi (KPHP) Minas Tahura, dan Kelompok Tani Hutan mitra Tahura SSH.
Salah satu jenis pohon yang ditanam adalah meranti bunga (Shorea leprosula), spesies langka yang masuk dalam daftar pohon yang perlu dilestarikan. Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya memulihkan lahan yang terdegradasi sekaligus mendukung target penurunan emisi gas rumah kaca oleh Pemerintah Provinsi Riau.
Dengan mengusung tema "Membangun Sinergi Antar Generasi untuk Masa Depan", peringatan HKAN 2025 dijadikan momentum untuk meningkatkan kesadaran dan peran aktif generasi muda dalam menjaga kelestarian alam dan ekosistem.
Direktur Eksekutif Belantara Foundation, Dr. Dolly Priatna, menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan hanya penanaman fisik, tetapi juga upaya edukatif.
"Kami ingin generasi muda menjadi bagian penting dalam mitigasi perubahan iklim dan pencapaian Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia. Aksi menanam pohon adalah langkah nyata yang bisa memotivasi masyarakat luas," ujar Dolly, yang juga merupakan pengajar di Sekolah Pascasarjana Universitas Pakuan.
Menurut Kepala KPHP Minas Tahura, Sri Wilda Hasibuan, S.Sos., M.Si., Tahura SSH merupakan kawasan konservasi seluas lebih dari 6.000 hektare yang ditetapkan sejak 1999. Namun, sebagian besar arealnya kini mengalami kerusakan akibat aktivitas ilegal seperti perambahan dan pembalakan liar.
"Kami sangat mengapresiasi inisiatif Belantara dan para pelajar Jepang. Ini membuktikan bahwa pelestarian hutan bisa melibatkan semua pihak, termasuk generasi muda internasional," ucap Sri.
"Tidak itu saja, kami ingin Tahura SSH menjadi laboratorium alam dan pusat edukasi konservasi di Riau," tambahnya.
Yoshikazu Tatemoto, Kepala Program Studi Internasional University of Tsukuba Senior High School at Sakado, membawa 22 siswa, mahasiswa, dan guru untuk melihat langsung kondisi hutan Indonesia.
"Keterlibatan generasi muda dalam kegiatan seperti ini sangat penting untuk masa depan bumi yang lebih sehat," ujar Tatemoto Sensei.
Mereka memiliki energi dan kreativitas yang bisa mendorong perubahan positif.
Ia menambahkan bahwa kegiatan ini juga menanamkan kesadaran ekologis sejak dini. Tatemoto sendiri telah rutin membawa pelajarnya ke Sumatra selama lima tahun terakhir untuk studi lapangan.
Kuliah Umum di Universitas Pakuan
Sebagai rangkaian kegiatan, para pelajar dan mahasiswa Jepang akan mengikuti kuliah umum bertajuk "Together for the Earth: Youth Collaboration for Achieving SDGs and Education for Sustainable Development" di Universitas Pakuan, Bogor, pada Senin, 4 Agustus 2025.
Sebagai informasi, Belantara Foundation adalah organisasi nirlaba independen yang berdiri sejak 2014 di Indonesia. Fokus utamanya adalah konservasi lingkungan, restorasi hutan, pelestarian satwa liar, dan pemberdayaan masyarakat berkelanjutan, khususnya di Sumatra dan Kalimantan.
Belantara berkomitmen untuk mewujudkan pengelolaan lanskap berkelanjutan, dengan menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan masyarakat lokal, dan perlindungan lingkungan. Pada November 2024, Belantara resmi menjadi anggota International Union for Conservation of Nature (IUCN).*