METRORIAU.COM
|
![]() |
|
||
POPULAR YOUTUBE PILIHAN EDITOR |
Selain menyalahgunakan kemasan SPHP, penyidik juga menemukan modus kedua yakni penjualan lima merek beras dalam kemasan premium yang ternyata tidak sesuai dengan kualitas sebenarnya.
Kelima merek tersebut adalah Fruit kemasan 10 kg, Aira kemasan 5 kg, Anak Daro tulisan merah dan biru kemasan 10 kg, Family diklaim berasal dari Bukittinggi, padahal dipasok dari Pelalawan dan Kuriak Kusuik.
Khusus untuk merek Family, pelaku mencantumkan label “beras asal Bukittinggi” pada kemasan. Padahal beras tersebut berasal dari pemasok di Pelalawan dengan kualitas di bawah kategori medium.
Beras-beras ini dijual dengan harga Rp16.000/kg, padahal modal pembelian hanya sekitar Rp11.000/kg, sehingga memberikan keuntungan sebesar Rp4.000–5.000 per kilogram, bahkan lebih.
“Kemudian beras Family ini dituliskan di dalam packaging-nya berasal dari Bukittinggi dari Sumatera Barat padahal aslinya berasal dari penyalai di Pelalawan,” jelas Kombes Ade.